Algoritma regresi adalah teknik machine learning yang digunakan untuk memprediksi nilai dari sebuah variabel target berdasarkan nilai dari beberapa variabel input (atau fitur). Algoritma regresi digunakan untuk membuat model matematis yang dapat digunakan untuk memprediksi nilai target dari data baru. Ada beberapa jenis algoritma regresi yang digunakan, diantaranya adalah regresi linier, regresi logistik, regresi polynomial, dll. Regresi linier menganggap bahwa hubungan antara fitur dan target adalah linier, sementara regresi logistik digunakan untuk memprediksi probabilitas dari sebuah kelas dalam klasifikasi biner. Regresi polynomial digunakan untuk membuat model yang lebih kompleks dengan menambahkan fitur yang merupakan pangkat dari fitur asli.
Jenis-jenis Algoritma Regresi dan Kegunaannya Untuk Bisnis
Ada beberapa jenis algoritma regresi yang sering digunakan dalam bisnis, di antaranya:
- Algoritma regresi linier: Algoritma ini digunakan untuk membuat model matematis yang dapat digunakan untuk memprediksi nilai target dari data baru berdasarkan nilai dari beberapa variabel input (atau fitur). Algoritma ini sangat cocok digunakan untuk kasus dimana hubungan antara fitur dan target dianggap linier.
- Algoritma regresi logistik: Algoritma ini digunakan untuk memprediksi probabilitas dari sebuah kelas dalam klasifikasi biner. Algoritma ini digunakan untuk menentukan tingkat kemungkinan terjadinya suatu peristiwa.
- Algoritma regresi polinomial: Algoritma ini digunakan untuk membuat model yang lebih kompleks dengan menambahkan fitur yang merupakan pangkat dari fitur asli.
- Algoritma regresi ridge dan lasso: Regresi ini digunakan untuk mengatasi masalah pemilihan fitur yang tidak tepat dalam regresi linier. Ridge regression digunakan untuk mengurangi tingkat overfitting pada model dengan menambahkan penalty pada nilai koefisien, sedangkan lasso regression digunakan untuk mengurangi jumlah fitur dengan menambahkan penalty pada nilai absolute koefisien.
- Algoritma regresi random forest dan gradient boosting: Algoritma ini digunakan untuk meningkatkan akurasi prediksi dengan menggabungkan beberapa model yang dihasilkan dari beberapa decision tree.
Baca Juga: Pentingnya Sentiment Analysis dalam Annual Report
Semua jenis algoritma regresi tersebut dapat digunakan untuk berbagai jenis bisnis, seperti dalam analisis data untuk memprediksi penjualan produk, prediksi harga saham, dll. Namun, pemilihan algoritma regresi yang tepat harus disesuaikan dengan jenis data dan kondisi bisnis yang tersedia.
Sumber Data Algoritma Regresi
Sumber data yang digunakan dalam algoritma regresi dapat berasal dari berbagai sumber, di antaranya:
- Data internal perusahaan: Data ini berasal dari sistem internal perusahaan seperti sistem pembayaran, sistem inventori, dll.
- Data eksternal: Data ini berasal dari sumber eksternal seperti pemerintah, bank, atau organisasi lain yang dapat diakses secara publik.
- Data sensor: Data ini berasal dari sensor yang digunakan untuk mengumpulkan data lingkungan, seperti suhu, kelembaban, dll.
- Data dari media sosial: Data ini berasal dari aktivitas pengguna di media sosial seperti posting, like, dan komentar.
- Data dari internet: Data ini berasal dari berbagai sumber di internet seperti website, blog, atau forum.
- Data dari survey: Data ini berasal dari hasil survei yang dilakukan terhadap responden.
Semua jenis sumber data tersebut dapat digunakan dalam algoritma regresi, namun pemilihan sumber data yang tepat harus disesuaikan dengan tujuan analisis dan kondisi bisnis yang tersedia.
Baca Juga: Mengenal Natural Language Processing pada Chat Bot
Software Untuk Mengelola Algoritma Regresi
Beberapa software yang digunakan untuk mengelola algoritma regresi diantaranya :
- R: R adalah bahasa pemrograman yang digunakan untuk analisis statistik dan visualisasi data. R menyediakan berbagai paket yang dapat digunakan untuk mengelola algoritma regresi seperti lm(), glm(), dan nls().
- Python: Python adalah bahasa pemrograman yang populer digunakan untuk analisis data. Python menyediakan berbagai library seperti scikit-learn, statsmodels, dan pandas yang dapat digunakan untuk mengelola algoritma regresi.
- SAS: SAS adalah software analisis statistik yang digunakan untuk analisis data besar. SAS menyediakan modul yang dapat digunakan untuk mengelola algoritma regresi seperti PROC REG dan PROC GLM.
- SPSS: SPSS adalah software analisis statistik yang digunakan untuk analisis data. SPSS menyediakan fitur yang dapat digunakan untuk mengelola algoritma regresi seperti Regression dan GLM.
- Excel: Excel adalah software yang digunakan untuk mengelola data dan analisis data dengan menggunakan tabel dan grafik. Excel menyediakan fitur data analysis yang dapat digunakan untuk mengelola algoritma regresi seperti Linear Regression dan Logistic Regression.
Semua software tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing dan pemilihan software yang tepat harus disesuaikan dengan tujuan analisis dan kondisi bisnis yang tersedia.
Dapatkan Software Digital Monitoring Terbaik Hanya di Ivosights!
Anda bisa mendapatkan software analisis data yang komprehensif dan lengkap untuk data report bisnis dan sosial media di Ivosights! Ivosights menyediakan berbagai layanan terkait comprehensive analytics. Ivosights dapat membuat Anda lebih mudah memahami data dan juga dapat memberikan rekomendasi strategi yang tepat untuk kelangsungan bisnis Anda dengan bantuan tim Ivosights yang sudah berpengalaman melakukan analisa mendalam dari berbagai macam data.
Comprehensive analytics dari Ivosights hadir sebagai solusi yang dapat memudahkan Anda mengelola Big Data dan mendapatkan insights terbaik. Sebagai penyedia layanan customer engagement terlengkap di bidang ini, Ivosights juga menyediakan layanan Ripple 10 yang dapat membantu Anda memenangkan kompetisi di pasar bisnis.
Ripple 10 dapat menjadi mata-mata perusahaan Anda untuk mengetahui seperti apa sentimen warganet terhadap produk atau layanan yang Anda tawarkan kepada mereka. Bahkan, lebih dari itu, Anda juga bisa mengetahui aktivitas digital kompetitor, mengetahui topik perbincangan netizen mengenai brand, hingga menjaga reputasi brand dari isu negatif yang berpotensi viral.